Part Test of Life
Salam kenal buat kawan terhebat,
"Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang."
-Albert Einsten-
|
Dan kesepian bukanlah ujian; sebab menantimu kembali |
|
|
Aku yang pernah engkau kuatkan
Aku yang pernah kau bangkitkan
Aku yang pernah kau beri rasa
*courtesy of LirikLaguIndonesia.NetSaat ku terjaga
Hingga ku terlelap nanti
Selama itu aku akan selalu mengingatmu
Reff:
Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindah ku hanya untukmu
Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagiKita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukmu
Teruntuk
kamu yang diberi kepercayaan Tuhan menjaga tulang rusuk
Halo?
Hai? Apa kabar? Sudah makan? Sedang apa?
Aku
mengirimkanmu selembar surat, bukan sekedar surat protes atau surat izin jatuh
cinta yang sudah dibicarakan beberapa orang di waktu-waktu lalu. Aku menulis
untuk memastikan kau baik-baik saja dan jangan bilang jika kau sedang duduk
melamun dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tanganmu atau kau
sedang terkapar di ranjang bersprei putih lalu menungguku datang untuk
menjenguk. Saya mohon, jagalah dirimu baik-baik sebab aku tak bisa menjagamu
lebih dekat lagi. Aku mungkin tak punya bahasa awalan percakapan yang cukup
membuatmu tertarik. Iya kamu, kamu yang entah ada di belahan bumi sebelah mana,
berbangsa apa, berapa tingginya, termasuk kedalam ras dan rumpun apa pula.
Tuhan belum mempertemukan kita atau mungkin pernah mempertemukan kita, kita
yang sudah pernah bersama lalu terpisah, tak sengaja tertubruk di stasiun, sudah
pernah saling suka lantas menjadi mantan, saling berpapasan di lobi sekolah,
sama-sama di halte menunggu hujan reda, saling membenci satu sama lain, pernah
bertemu di seminar, sama-sama menjadi suporter komunitas, tak sengaja saling
chat di media sosial atau malah kita sudah akrab satu sama lain lantas kita
tidak pernah tau jika nama kita berdua yang tercatat di daftar nama pasangan
pada jurnal Tuhan yang sudah digariskan di langit-langit Langit sana. Kenapa
saya justru ingin sekali menulis surat ini untuk orang yang sama sekali belum
saya kenal? Sebab saya seperti ingin berbicara sebelum kita disatukan. Mungkin
kita akan saling memaki jika berada di dimensi ketika kita dipersatukan,
“Kau
kemana saja, aku sudah lama mencarimu jodohku?”, “Aku sudah hampir bosan
menunggu kau yang tak kunjung datang”,”Aku tak lelah mencarimu, sedang kau Cuma
duduk menungguku datang”,”Kau tak tau ya, aku sudah menjaga diriku baik-baik
lantas kau datang dengan apa-apa yang pernah berbaik-baik dengan orang”, atau
perbincangan makian yang terlintas seperti saling benci namun suatu percakapan
dimana kita berdua saling melepas penat sebelum dipertemukan dalam sepekat
cahaya yang hendak kita patikan. Bagaimana jika suatu saat Tuhan memberi kita
waktu yang terlalu lama untuk meyakini jika itu kita. Atau ketika kau sudah
terlalu putus asa untuk menemukanku, atau malah aku yang menunduk kelelahan
dalam penantian. Percayalah, masa depan kita masih terlalu cerah untuk sekedar
memilih untuk bersama. Mapankan dirimu dulu, akupun juga belajar menjadi
pendamping yang kan kau panggil sayangku. Cukup ini dulu, aku hanya takut jika
optimisku terlalu dasyat untuk mendapat surat balasan darimu. Jaga diri
baik-baik. Sekian.