"Induk
itik sedang mengerami telurnya. Telur itu menetas dan anak-anak itik keluar
satu persatu, tapi seekor anak itik berbeda dengan lainnya. Rupanya buruk
sekali. Karena merasa berbeda, Ia berlari sejauh mungkin, dan bersembunyi di
balik alang-alang." (Si Itik Buruk Rupa, Hans Cristian Andersen)
Berbeda dengan empat kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yang subur nan hijau, Gunungkidul adalah perbukitan kapur tandus yang selalu dilanda kekeringan. Berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Gunungkidul merupakan sisa lautan di masa silam. Manusia-manusia awal di sini bersaudara tua dengan manusia ras Australoid dari Pegunungan Sewu di wilayah Pacitan yang datang melalui jalur lembah karst dan Bengawan Solo purba menuju Gunungkidul di akhir zaman pleistosen sekitar 700 ribu tahun lalu.
Berbeda dengan empat kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yang subur nan hijau, Gunungkidul adalah perbukitan kapur tandus yang selalu dilanda kekeringan. Berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Gunungkidul merupakan sisa lautan di masa silam. Manusia-manusia awal di sini bersaudara tua dengan manusia ras Australoid dari Pegunungan Sewu di wilayah Pacitan yang datang melalui jalur lembah karst dan Bengawan Solo purba menuju Gunungkidul di akhir zaman pleistosen sekitar 700 ribu tahun lalu.