MENANGIS
HEMPAS RINDUKU
Senyum berdendang dalam hidup kelamku
Sinari hatiku, genggamlah sorotan
paradigma redupku
Penaku tiba-tiba melukis semua tentangmu
Panorama tangis itu kembali ada dalam
lembar padu
Ornamen terbingkai dalam lekuk garis
wajahmu
Membentuk segerombol kata rinduku
terhadapmu
Angin telah merusak porak poranda cinta
yang tertata
Aku tetap ingin melihatmu tertawa sedia
kala
Menyirat lembut dalam denyut nadiku
Merembet hebat dalam detak jantungku
Rindu yang telah memenjarakanku
Membuatku takut kehilanganmu lagi
Melepas genggaman tanganmu
Membiarkan cincin sakral itu hilang
Membiarkan rasa ini tetap tumbuh lumpuh
Aku masih menyukaimu,
Mencoba berdiri walau telah kucoba untuk
lari
Aku menyerah, menghapus rasa dalam
hatiku ini
Hanya ada kamu, tak ada sosok lain
dicelah rasaku
Selain kamu, hanya ada satu cinta darimu
Walau ku tahu kau tak lagi
menginginkanku
Biarkan aku berkata terakhir untuk
mengenangmu
Kembalilah padaku. . .
Aku hanya enggan ...
0 komentar:
Posting Komentar