Tugas Akhir Mata Kuliah Drama
Gagasan pokok : pembangunan Mall
Cerita ini mengisahkan mengenai Trisna, seorang penjual
buah di pasar tradisional di Bekasi yang terpaksa gulung tikar karena tidak
mampu membayar biaya sewa kios yang ditempatinya.
Hal itu terjadi setelah adanya peremajaan pasar yang
dilakukan dengan persetujuan dari pihak mall, pedagang dan pengelola pasar. Peremajaan
itu berdampak pada bertambahnya biaya sewa kios yang membuat banyak pedagang
tak sanggup membayar sewa. Hingga akhirnya kios yang menganggur diambil alih
oleh pihak mall untuk perluasan bisnisnya.
Karakter
tokoh
Ratna
a.
Fisik
·
Berbadan semok
·
Berkulit putih
·
Hidung mancung
·
Berambut sebahu lurus
·
Berkacamata
·
Bermake-up tebal
·
Berpakaian casual
·
Bibir tipis
b.
Sosial
·
Cuek keadaan sekitar
·
Mahal senyum
·
Seenaknya sendiri memberi harga
·
Tidak suka membantu orang lain
·
Centil
c.
Psikologi
·
Sombong
·
Pelit
·
Cerewet
·
Teliti
·
Sinis
·
Penikan
·
Bermuka dua
Pak
Bayu
a. Fisik
·
Tinggi
·
Proposional
·
Kulit sawo matang
·
Rambut pendek rapi
·
Kumis tipis
·
Berkacamata
·
Memakai jas
·
Sepatu kulit berwarna hitam
·
Berumur kira-kira 40 tahun
·
Tailalat di atas bibir
b. Psikologi
·
Pintar berbicara
·
Ambisius
·
Murah senyum
·
Ramah
·
Kelihatan bijaksana
·
Pintar merayu
·
Licik
·
Berpihak pada yang menguntungkan
c. Sosial
·
Mudah bergaul
·
Suka berinteraksi
·
Ramah
·
Pintar meyakinkan orang
Trisna
a. Fisik
·
Tinggi
175 cm
·
Kulit
kuning langsat
·
Rambut
ikal pendek
·
Kurus
·
Mata
agak sipit
·
Hidung
mancung
·
Alis
tebal
·
Berpakaian
kaos
·
Umur
45 tahun
·
Kumis
tipis
b.
Psikologi
:
·
Ramah
·
Bijaksana
·
Gampang
terpengaruh
·
Logis
·
Penyayang
·
Sabar
·
Pekerja
keras
·
Ceroboh
·
Terkadang emosional
c.
Sosial
:
·
Lulusan
SD
·
Mudah
bergaul
·
Taat
beragama
·
Sederhana
·
Agak
gaptek
·
Terbuka
·
Peka
keadaan
Asep
a. Fisik
:
·
Tinggi
·
Kulit lumayan putih
·
Ada bekas luka di dagu
·
Badan atletis
b. Psikologi:
·
Peduli
·
Suka menasehati
·
Setia kawan
·
Penyayang
c. Sosial
:
·
Uang pas-pasan
·
Sering dikejar-kejar hutang
·
Terbuka
·
Asik
Samsudin
a. Fisik
:
·
Tinggi
·
Kulit agak hitam
·
Berkumis
·
Badan tegap
b. Psikologi
:
·
Pendendam
·
Picik
·
Susah senyum
c. Sosial
:
·
Tertutup
·
Disegani
·
Pintar
Persoalan
dalam cerita :
1.
Dibukanya
mall baru dekat dengan komplek pasar tradisional
2.
Para
pedagang mengeluh
karena omset menurun
3.
Trisna
bersama pedagang lainnya sepakat untuk protes pada pengelola mall.
Pihak pengelola mall memberikan solusi bantuan perbaikan
sarana di pasar tradisional, peremajaan pasar dilakukan dengan perjanjian yang
disepakati pedagang, pengelola mall dan pengelola pasar.
4.
Setelah
kurun waktu 6 bulan peremajaan telah selesai dilaksanakan,
6 bulan sudah pasar beoperasi kembali namun biaya sewa semakin meningkat, para pedagang tidak mampu
membayar
5.
Pengelolaan
pasar diambil alih oleh pihak pengelola mall.
BABAK
I
Adegan
I
MOBIL-MOBIL
YANG MENGIKUTI ACARA PERESMIAN MALL MULAI MEMENUHI AREA PARKIRAN TANDA ACARA
AKAN SEGERA BERLANGSUNG. ORANG YANG MELEWATI AREA MALL TERKADANG MENCURI
PANDANG, TAK TERKECUALI RATNA DKK YANG KINI BERKUMPUL DI KIOS TRISNA UNTUK
BERBELANJA.
Ratna
Ibu-ibu tadi lihat
tidak sepertinya mall di sebelah itu sudah mau dibuka loh
Nita
Iya bu Ratna, tadi saya
juga lihat yang datang mobilnya bagus-bagus ya
Ika
Ya baguslah bu, namanya
juga orang kaya, banyak duit. Beli mobil saja mah gampang.
Nita
Iya juga ya bu (lalu
tertawa)
Ratna
Ngomong-ngomong ibu-ibu
ada rencana nggak buat jalan-jalan ke mall baru, disana lengkap loh katanya,
ngggak cuma baju, supermarketnya juga buesar, mau beli apa saja ada ibu-ibu.
lumayan buat cuci mata
Ika
Jalan-jalan saja bu Ratna?
Ratna
Ya berbelanja juga
sekalian dong bu, sekali-kali boleh lah ya kita nyobain buah impor juga. Kata
anak-anak jaman sekarang mah biar hits gitu (lalu mereka semua tertawa)
(TRISNA YANG MELIHAT
PARA IBU ITU MULAI SINIS)
Trisna
Memangnya ada duit bu buat belanja ke
mall?
Ratna
Eh jangan menghina ya, ya jelas ada dong
Trisna
Ya kalau ada jangan dibolak-balik aja
atuh dagangan saya, dibeli juga
Nita
Namanya juga baru milih bang, yang sabar
dong
Ika
Tau nih si abang (sambil memilih-milih
buah yang akan dibeli)
Ratna
Ah ngga ada yang bagus, mending ke mall
aja yuk ibu-ibu (meninggalkan Trisna keluar dari kios)
Trisna
Bilang saja memang tidak mau beli bu
(mendengus, merapikan dagangannya lagi)
Adegan
II
TRISNA MENGECEK BUAH YANG ADA DI
KIOSNYA. SESEKALI IA MELIHAT BUAH JAMBUNYA YANG SEMAKIN MENGUNING TANDA TELAH
HAMPIR BUSUK. DIPANDANGINYA PENJURU PASAR YANG MULAI SEPI. IA MELIHAT ASEP,
PENJUAL SAYUR YANG KIOSNYA ADA DI BLOK SEBELAH SEDANG MENUNGGU PEMBELI. TRISNA
MENGHAMPIRINYA.
Trisna
Gimana kang, laris? Sudah berhari-hari
kang dagangan saya dingin. Sudah setiap pulang kerumah istri minta jatah
belanja, anak-anak minta dibelikan mainan. Eh sekarang jualan mulai tidak laku
(mendengus pasrah)
Asep
Yah namanya juga nasib kang. Kadang
laris, kadang laku, kadang malah rugi berkali lipat (sambil menyingkirkan lalat
yang mengerubungi dagangannya dengan kain serbet)
Trisna
Pembeli pergi kemana ya kang, tak lihat
dari pagi kok jarang yang berkunjung
Asep
Lagi banyak hajatan mungkin kang, jadi
jarang yang ke pasar
Trisna
Dengar dengar seberang jalan ada mall
baru ya kang?
Asep
Iya kang katanya. Saya kemarin dengar
ibu-ibu mau belannja kesana pas pembukaan
Trisna
Memang kalau di mall yang dijual apa
saja kang?
Asep
Banyak kang. Banyak potonan harga juga
katanya. Khawatir saya kang
Trisna
Khawatir gimana kang (sambil berjalan
semakin mendekati Asep)
Asep
Gini kang. Mall baru dibuka saja sudah
mulai sepi seperti ini kang. Jangan-jangan sebentar lagi gulung tikar. Saya
bingung kang. Saya tidak mau jadi pengangguran
Trisna
Ya… saya juga kang. Apalagi angsuran
motor anak saya sudah nunggak 4 bulan
Asep
(Diam, berdiri, dan kembali memilih
sayuran yang sekaligus sebagian sudah mulai masuk)
BABAK
II
Adegan
I
SUASANA HENING DI PASAR SEKETIKA BERUBAH
MENJADI RIUH. BERAWAL DARI OMONG KOSONG MENJADI BARA API UNTUK PARA PEDAGANG.
RATNA BERBELANJA DI PASAR DAN BERUSAHA
MENGHASUT ASEP.
Ratna
Pak… wortelnya berapaan ini?
Asep
Dua belas ribu bu. Ibu mau berapa kilo?
Biar saya pilihkan
Ratna
Wah, mahal sekali, tau gitu saya tadi
belanja di mall aja. Disana lebih segar-segar, dapat diskon pula (Jawab Ratna
dengan muka sinisnya)
Asep
Segitu kok mahal si bu. Mahalan juga di
mall. Gimana, ibu jadi mau beli tidak?
Ratna
Nggak deh, saya ngak jadi beli saja
(melangkahkan kakinya dengan muka sombong dan
sinisnya)
Asep
Dasar cantik-cantik kok pelit
ADEGAN
II
SETELAH RATNA MENINGGALKAN KIOS DAN PARA
PEMBELI, IA LEBIH MEMILIH KE MALL, PARA PEDAGANG MERASA EMOSI. BANYAK
ANGGAPAN-ANGGAPAN MENGENAI MALL MENGHANTUI PIKIRAN MEREKA. TRISNA BERENCANA
AKAN MENGAJAK PARA PEDAGANG UNTUK PROTES AGAR MALL DITUTUP. DUA PULUH MENIT
SUDAH IA MEMIKIRKAN KATA-KATA YANG AKAN DIUCAPKAN DI DEPAN PARA PEDAGANG
LAINNYA. KEMUDIAN IA BERTERIK SEKENCANG-KENCANGNYA
Trisna
Pengumuman… Pengumuman… Hey, para
pedagang-pedagang! Mari berkumpul di sini!
Asep
Kawan-kawan pedagang semua, tidak kah
kalian merasa tersingkirkan setelah mall itu dibuka? Kita kehilangan langganan,
para pembeli kabur satu demi satu. Keuntungan yang kita dapat perhati menurun
drastis dan terkadang seharian penuh tidak ada pembeli sama sekali. Bagaimana
kalau kita protes saja dengan pengelolanya supaya mall itu ditutup saja?
(Omongnya dengan menggebu-ngebu dan semangat yang luar biasa)
Arya
Iya benar itu, benar… AYOOOOO… AYOOO…
(dengan nada yang keras campur emosi) AYOOO… AYOOO… AYOOO…
Asep
Mari
kita semua membawa balokan kayu biar para pengelola mall ketakutan
Arya
Iya
benar itu, benar, biar mereka semua tau rasa dan ngak ngerebut lagangan kita.
Mari kita tutup-tutup kios kita dan langsung ke depan mall
SETELAH PARA PEDAGANG MEMBERESI DAN
MENUTUP KIOSNYA MEREKA BERHAMBURAN MENUJU KE DEPAN MALL DENGAN MEMBAWA PROPERTY
UNTUK MENAKUT-NAKUTI PENGELOLANYA. SUASANA SEMAKIN RIUH, JALAN RAYA MENJADI
MACET. SUARA KLAKSON MOTOR DAN MOBIL BERSAUT-SAHUTAN.
TINN..
TIIIIIINNN..
TINNN…
TINNN…
TINNNNNNNNN…
TINNNNNNNNN…
TIN…
Pengendara
Woy
awas woy, jangan berhenti di situ! Bikin macet! (dengan nada emosi)
PARA PEDAGANG TERUS BERSORAK-SORAK DI
DEPAN MALL MEMPROTES PIHAK MALL YANG DIANGGAP MEMBUAT PARA PEDAGANG MERUGI.
PARA PEDAGANG YANG PROTES DIHADANG OLEH SECURITY YANG BERJAGA DISANA TETAPI
PARA SECURITY TIDAK MAMPU MENAHAN BANYAKNYA PEDAGANG YANG TERLANJUR EMOSI.
PIHAK PENGELOLA MALL ENGGAN KELUAR MEADENI PROTES PEDAGANG YANG DIANGGAP
MEMBUANG WAKTU SAJA.
Trisna
Bapak ibu, gara-gara mall ini kita akan
gulung tikar. Mau dikasih makan apa anak istri kita kalau kaya gini keadaannya.
Para
Pedagang
Betul,,,, betul,,,,
Trisna
Pihak pengelola mall, kami minta
kebijakan dari anda. Ayo keluar… keluar pihak pengelola mall
PARA PEDAGANG BERSORAK BERSAMA MEMINTA
PENGELOLA MALL UNTUK KELUAR DAN MERESPON PROTES MEREKA. SETELAH SEKIAN LAMA,
PIHAK PENGELOLA MALL PUN TIDAK KUNJUNG
KELUAR. AKIRNYA PARA PEDAGANG SEMAKIN MARAH DAN EMOSI.
Asep
Ayo kita cari sesuatu untuk dibakar…
Arya
Benar…. ayo kita bakar ,, ayo kita bakar
Trisna
Tenang bapak ibu,,, tenang,,, kita tunggu
pihak pengelola mall keluar
Asep
Kami sudah tidak sabar lagi menunggu …
ayo kita bakar ,, ayo bakar..
SUASANA PUN MENJADI TIDAK KONDUSIF DAN
SEMAKIN TIDAK TERKONTROL, ADA PEDAGANG YANG MEMBAKAR BAN BEKAS, ADA PEDAGANG
YANG MEMBAKAR SAMPAH-SAMPAH DAN ADA PEDAGANG YANG MERUSAK SARANA &
PRASARANA MALL. AKHIRNYA PIHAK PENGELOLA MALL PUN KELUAR MENEMUI PARA PEDAGANG
YANG MARAH.
Pak
Bayu
Tenang… tenang… tenang… (dibantu security)
Asep
Kami memprotes mall harus ditutup
(pedagang yang lain: benar… benar…)
Trisna
Gara-gara mall ini,
kami hampir gulung tikar. Para pembeli sudah beralih ke mall ini dan jarang
membeli ke pasar, mau dikasih makan apa anak istri kami, Pak.
Arya
kami ingin kebijakan dari pihak mall
agar kami tidak kehilangan mata pencaharian kami.
Pak
Bayu
Baik.. baik.. bagaimana kalau kita
bernegosiasi saja
Trisna
Negosiasi bagaimana maksud bapak??
Pak
Bayu
Saya mohon ada satu perwakilan yang
bersedia ikut dengan saya berdiskusi mengenai hal ini
PARA PEDAGANG AKHIRNYA MEMINTA TRISNA
UNTUK MEWAKILI MEREKA
Adegan
III
TRISNA IKUT DENGAN PAK BAYU KEDALAM
SEBUAH RUANGAN. RUANGAN TERSEBUT TERTATA DENGAN RAPINYA. ADA SEBUAH MEJA
DIRUANGAN ITU, BESERTA SOFA BAGI TAMU YANG BERKUNJUNG.
Pak
Bayu
Silakan duduk pak Trisna
Trisna
Tidak usah pak, saya disini hanya
meminta kejelasan mengenai nasib kami, saya teh
tidak mau berlama-lama. Teman-teman saya suddah menunggu pak dibawah. Segera
saja
Pak
Bayu
Begini pak Trisna. Mengenai tuntutan
saudara dari pihak kami tentu tidak dapat melaksanakannya. Coba bapak pikirkan
mengenai nasib dari karyawan kami. Kami tidak bisa begitu saja berhenti
beroperasi.
Trisna
Tapi semenjak pembukaan mall ini pembeli
menjadi semakin sepi pak, uang hasil penjualan tidak sebanding dengan yang kami
gunakan untuk membeli bahan makanan pokok ditambah sisa uang sebagai modal
Pak
Bayu
Hal itu sebenarnya bukan urusan kami.
Dalam dunia bisnis memang begitu konsekuensinya. Kalau mall kami memang menjadi
penyebab dari kemerosotan daya beli masyarakat itu bukan salah kami
TRISNA MEMILIH DIAM. SEORANG PEREMPUAN
MASUK MEMBAWA SEGELAS AIR PUTIH. AIR ITU LANGSUNG SAJA DIMINUM OLEHNYA KARNA
DAHAGA YANG TENGAH IA RASAKAN DIBAWAH TEKANAN DARI ORANG DIDEPANNYA
Pak
Bayu
Bukankah yang saya katakan benar?
TRISNA MASIH SAJA DIAM
Pak
Bayu
Sebenarnya dari pengelola mall kami
sudah berdiskusi mengenai hal ini. Dan kami juga sudah melakukan survey kedalam
pasar. Kami ingin menawarkan sebuah kerjasama pak. Bagaimana kalau pasar
tradisional itu kami perbaiki sarana dan prasarananya. Dengan kata lain pasar
tradisional tempat kalian berdagang kami pugar agar pasar terlihat rapi dan
bersih.
Trisna
Kalau pasar dipugar, kita semua akan
berdagang dimana??
Pak
Bayu
Bagaimana kalau pihak kami membuatkan
pasar sementara untuk kalian, agar kalian semua tetap bisa berdagang. Bagaimana
pak?
TRISNA MULAI MERENUNG. ]KATA-KATA DARI
PAK BAYU MASIH SAJA MENYESAKKAN HATINYA. BAGAIMANA BAIKNYA BAGI KELANGSUNAN
HIDUP MEREKA, TRISNA SUDAH TIDAK BISA BERIKIR LAGI, YANG TERLINAS DIFIKIRANNYA
HANYALAH BAGAIMANA CARA AGAR DIA TETAP
BISA TERUS MELANJUKAN USAHANYA.
Trisna
Baik .. Saya setuju dengan negosiasi
yang bapak tawarkan
Pak
Bayu
Baiklah pak. Dari pihak pengelola kami
telah memutuskan beberapa hal yang ada dalam surat perjanjian ini. Mohon
ditanda tangani pada bagian bawah
TRISNA LEKAS MENANDATANANI SAJA APA YANG
ADA PADA LEMBAR TERSEBUT. YANG DAPA IA PAHAMI ADALAH ADANYA PEREMAJAAN PASAR
YANG AKAN MEMBUAT TEMPAT BERDANGNYA MENJADI LEBIH BAIK.
TRISNA KEMBALI DENGAN
MEMBAWA SEBUAH SURAT KESEPAKATAN, PARA
PEDAGANG YANG TELAH MENUNGUNYA LANTAS MENGERUBUNGINYA.
Asep
Bagaimana
kang? Eh ini apa? (Sambil membaca selembar kertas bertuliskan “Akan dilakukan
peremajaan pasar yang dibantu oleh PT Biru Langit. Pedagang akan ditempakan
pada lahan sementara yan telah disediakan oleh PT. Biru Langit”)
Arya
Itu teh serius kang pasar kita mau
dibagusin? Alhamdulillah…
SEMUA
PEDAGANG MENYAMBUT DENGAN BAHAGIANYA. SEMENTARA DI RUANGAN YANG RAPI ITU
TERLIHAT SOSOK PAK BAYU YANG TENGAH BERBINCANG DENGAN SESEORAN DIUJUNG TELEFON.
CAHAYA DARI JENDELA MENYIRAKAN SEGARIS SENYUM DARI BIBIR TIPISNYA.
Pak Bayu
Seperti
yang kita inginkan pak…
BABAK
3
Adegan 1
PEMUGARAN
DILAKUKAN, MULAI DARI PENGGANTIAN BARANG YANG SUDAH TAK LAYAK PAKAI HINGGA
PENAMBAHAN SARANA DAN PRASARANA. DILAKUKAN SELAMA 6 BULAN, AKHIRNYA PEREMAJAAN
PASAR TERSEBUT TELAH SELESAI DILAKUKAN. KINI AKTIVITAS DI PASAR TELAH BERJALAN
KEMBALI DENGAN NORMAL. BANYAK PUJIAN MENGENAI PERUBAHAN DALAM PASAR. NAMUN ADA SATU HAL YANG MENJADI KENDALA, UANG
SEWA.
TRISNA
DUDUK-DUDUK MELIHAT ORANG YANG BERLALU LALANG DIDEPANNYA. SAMBIL MENGIPASI
MUKANYA DENGAN POTONGAN KARDUS BEKAS DIBUKANYA KANCING BAJUNYA SEBAGIAN, CUACA
HARI ITU MEMANG TENGAH TERIK-TERIKNYA. ASEP MENGHAMPIRINYA
Asep
Kok
melamun kang?
Trisna
Eh iya, ini nih,
lagi lihat-lihat yang beli
Asep
Makin rame ya
kang alhamdulilah.
Trisna
Iya sep, syukur alhamddulillah. moga aja
rame begini terus yah.
Asep
Iya kang. Eh eh kang, saya teh penasaran dari tadi, itu yang
dipojok apa ya kang? Kok kelip kelip dari tadi saya liat.
Trisna
Itu
teh CCTV sep. Barang sakti itu. Musti
pake huruf gede ya nulisnya, kalo ga gede ilang ntar saktinya
Asep
(menggaruk
kepala) Katanya sakti, kok bisa ilang kang?
Trisna
Ya
pokoknya mah gitu. Saya dibilangin sama kang Supri. Katanya teh kita gaboleh macem-macem. Kalo
macem-macem mesti ntar ngadu dia ke kang Supri. Kita dimarahin nanti
Asep
Ngadunya gimana kang? Dari tadi dia diem
aja kelip kelip
Trisna
Nah
makanya. Diem aja bisa ngadu dia Sep
Asep
Hiii kok saya jadi ngeri ya bang
Trisna
Makanya
kalo lewat situ musti yang sopan sep, biar dia lapor ke kang Suprinya yang baik
baik
Asep
Wah kita ngobrol ini jangan-jangan ntar
dilaporin sama kang Supri, dikira kita gosipin dia ntar kang. Yaudah tak ke
kios lagi.
Trisna
Iya
iya. Jangan lupa yang hormat.
Asep
Iya kang iya (Asep berjalan melewati
CCTV)
Asep
Nuhun
yak CCTV nulisnya pakai huruf gede, saya teh ngga ngomong aneh aneh kok
(Berjalan
lagi menuju kiosnya)
(Trisna
cekikikan melihat Asep)
Adegan II
ENAM
BULAN SUDAH PASAR BEROPERASI KEMBALI. PASAR SEMAKIN RAMAI. SAMSUDIN, SALAH
SEORANG PENGELOLA PASAR SAAT ITU TENGAH BERKELILING UNTUK MENARIK UANG SEWA.
TIBALAH IA DI KIOS TRISNA.
Samsudin
Tris oi, Tris, malah tidur saja. Bayar
uang sewanya minggu ini ya dirumah saya saja.
Trisna
Oh
iya pak. Maaf, saya abis angkat-angkat tadi terus ketiduran.
Samsudin
Ketiduran kok di kios Tris Tris.
Ketimunmu dimaling sama ayam nanti
Trisna
Ya
gapapa pak, saya ikhlasin saja. Saya kan ngga jualan ketimun pak, palingan ya
punya tetangga yang dimaling (tertawa lirih)
Samsudin
Bercanda terus kamu Tris Tris. Yasudah
saya pergi dulu. Oh iya. Sewanya jadi 690 Ribu ya.
Trisna
Lah kok naik lagi pak? Kan bulan lalu
ngga segitu
Samsudin
Ini
merata Tris. Ngga cuma ke kamu naiknya. Memang segitu hitungannya.
Trisna
Ya tidak bisa begitu pak. Bisa rugi saya
Samsudin
Loh
kan perhitungannya sudah jelas dulu Tris. Biaya sewa juga dibagi untuk pihak
mall. Kan mereka ikut membantu renovasi dulu. Wajar kan kalo mahal, fasilitas
juga bagus sekarang. Bukannya kamu dulu yang setuju mewakili para pedagang
Tris? Ya mau tidak mau harus nurut. Sudah. Saya masih banyak acara. Kalau
memang mau lanjut sewa datang saja. Kalau tidak ya tak geser ke lainnya (Samsudin
meninggalkan Trisna yang melongo dan memaki-maki)
BABAK 4
Adegan 1
TRISNA
DENGAN MUKA MARAH MENGHAMPIRI ASEP YANG SEDANG MENDENGARKAN RADIO DI KIOSNYA.
SEKETIKA TRISNA MENGGEDOR PINTU KIOS DENGAN TANGAN KANANNYA. ASEP KAGET.
Asep
Kenapa atuh Kang siang-siang wajahnya kesamber petir gitu?
Trisna
Tidak
bisa dibiarkan ini Sep. mereka yang duduk di kursi-kursi tinggi mengapa tidak
capek menindas orang-orang kecil seperti kita? (dengan suara tinggi dan
marah-marah)
Asep
Tenang atuh Kang. Permasahanannya apa
Kang? Mereka siapa yang Kang Trisna maksud?
Trisna
Siapa lagi kalau bukan Bayu itu Sep.
Kita cuma dibohongi. Sewa kios kita bukannya turun sekarang malah jadi naik
Sep. Janji palsu. Tikus Got. Muka pantat.
Asep
Sabar
Kang. Baru kali ini saya lihat Kang Trisna semurka ini
Trisna
Gimana bisa sabar Sep, mereka mungkin
dapat keuntungan sampai bermilyar-milyar Sep semenjak kita menanggung rugi yang sebegini mirisnya.
Asep
Mari kita adukan ke polisi saja Kang?
Trisna
Mana mungkin ada yang percaya sama kita
Sep. Bank saja sudah tidak percaya kita lagi karena bunga bank yang tidak lunas-lunas.
Asep
Lalu
Kang?
Trisna
Saya mau pulang aja Sep. Tenggelam di
sungai.
Asep
Dih Akang ini teh
kalau ngomong suka bercanda (sambil melihat Trisna yang berjalan menjauhi
kiosnya)
Adegan 2
SAMSUDIN
BERJALAN MENUJU KIOS ASEP. ASEP MEMASANG WAJAH BERINGAS.
Asep
Mau nagih uang sewa sama penjual yang
seminggu ini tidak laku sama sekali kang?
Samsudin
Mau
laku atau tidak laku ya harus tetap bayar Kang (sambil membuka buku catatan
sewa berwarna hijau)
Asep
Saya tidak punya uang kang buat bayar,
bawa saja semua dagangan saya kalau mau
Samsudin
Kamu
kira istri saya mau makan buah-buahan
busuk seperti ini (dengan suara picik)
Asep
Bisa diulangi Kang tadi bilang apa
(dengan suara meninggi)
Samsudin
Kamu sudah tidak punya uang ditambah lagi tidak
punya telinga
Asep
Baru jadi tukang tagih hutang saja sudah
kikir kang (berusaha menahan emosinya, mengibas-ibas lalat yang mengerubungi
dagangannya dengan serbet)
Samsudin
Jadi
bisa bayar tidak?
Asep
Tidak (suara meninggi, mata melotot ke
arah Samsudin)
Samsudin
Kok
istri kamu dulu lebih memilih kamu ya dari pada saya (suara merendahkan,
memasukkan buku catatannya ke dalam tas, mata melotot, kemudian membalikkan
badan berjalan meninggalkan kios Asep)
AMARAH
ASEP SEMAKIN MENNINGGI SETELAH MENDENGAR PERNYATAAN TERAKHIR DARI SAMSUDIN.
TIBA-TIBA, PISAU MELAYANG TEPAT DI PUNGGUNG SAMSUDIN. MEMBUATNYA PINGSAN DAN
DIKERUMUNI BANYAK ORANG.
0 komentar:
Posting Komentar