RSS

Part Test of Life

Salam kenal buat kawan terhebat,
"Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang."
-Albert Einsten-

NASKAH DRAMA : KAMI DIGUSUR!

Tugas Akhir Mata Kuliah Drama

Gagasan pokok : pembangunan Mall

Cerita ini mengisahkan mengenai Trisna, seorang penjual buah di pasar tradisional di Bekasi yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu membayar biaya sewa kios yang ditempatinya. Hal itu terjadi setelah adanya peremajaan pasar yang dilakukan dengan persetujuan dari pihak mall, pedagang dan pengelola pasar. Peremajaan itu berdampak pada bertambahnya biaya sewa kios yang membuat banyak pedagang tak sanggup membayar sewa. Hingga akhirnya kios yang menganggur diambil alih oleh pihak mall untuk perluasan bisnisnya.
Karakter tokoh
Ratna
a.       Fisik
·         Berbadan semok
·         Berkulit putih
·         Hidung mancung
·         Berambut sebahu lurus
·         Berkacamata
·         Bermake-up tebal
·         Berpakaian casual
·         Bibir tipis
b.      Sosial
·         Cuek keadaan sekitar
·         Mahal senyum
·         Seenaknya sendiri memberi harga
·         Tidak suka membantu orang lain
·         Centil
c.       Psikologi
·         Sombong
·         Pelit
·         Cerewet
·         Teliti
·         Sinis
·         Penikan
·         Bermuka dua

Pak Bayu
a.       Fisik
·         Tinggi
·         Proposional
·         Kulit sawo matang
·         Rambut pendek rapi
·         Kumis tipis
·         Berkacamata
·         Memakai jas
·         Sepatu kulit berwarna hitam
·         Berumur kira-kira 40 tahun
·         Tailalat di atas bibir
b.      Psikologi
·         Pintar berbicara
·         Ambisius
·         Murah senyum
·         Ramah
·         Kelihatan bijaksana
·         Pintar merayu
·         Licik
·         Berpihak pada yang menguntungkan
c.       Sosial
·         Mudah bergaul
·         Suka berinteraksi
·         Ramah
·         Pintar meyakinkan orang
Trisna
a.    Fisik
·         Tinggi 175 cm
·         Kulit kuning langsat
·         Rambut ikal pendek
·         Kurus
·         Mata agak sipit
·         Hidung mancung
·         Alis tebal
·         Berpakaian kaos
·         Umur 45 tahun
·         Kumis tipis
b.   Psikologi :
·         Ramah
·         Bijaksana
·         Gampang terpengaruh
·         Logis
·         Penyayang
·         Sabar
·         Pekerja keras
·         Ceroboh
·         Terkadang emosional
c.    Sosial :
·         Lulusan SD
·         Mudah bergaul
·         Taat beragama
·         Sederhana
·         Agak gaptek
·         Terbuka
·         Peka keadaan
Asep
a.       Fisik :
·         Tinggi
·         Kulit lumayan putih
·         Ada bekas luka di dagu
·         Badan atletis
b.      Psikologi:
·         Peduli
·         Suka menasehati
·         Setia kawan
·         Penyayang
c.       Sosial :
·         Uang pas-pasan
·         Sering dikejar-kejar hutang
·         Terbuka
·         Asik
Samsudin
a.       Fisik :
·         Tinggi
·         Kulit agak hitam
·         Berkumis
·         Badan tegap
b.      Psikologi :
·         Pendendam
·         Picik
·         Susah senyum
c.       Sosial :
·         Tertutup
·         Disegani
·         Pintar

Persoalan dalam cerita :
1.      Dibukanya mall baru dekat dengan komplek pasar tradisional
2.      Para pedagang mengeluh karena omset menurun
3.      Trisna bersama pedagang lainnya sepakat untuk protes pada pengelola mall. Pihak pengelola mall memberikan solusi bantuan perbaikan sarana di pasar tradisional, peremajaan pasar dilakukan dengan perjanjian yang disepakati pedagang, pengelola mall dan pengelola pasar.
4.      Setelah kurun waktu 6 bulan peremajaan telah selesai dilaksanakan, 6 bulan sudah pasar beoperasi kembali namun biaya sewa semakin meningkat, para pedagang tidak mampu membayar
5.      Pengelolaan pasar diambil alih oleh pihak pengelola mall.


BABAK I
Adegan I

            MOBIL-MOBIL YANG MENGIKUTI ACARA PERESMIAN MALL MULAI MEMENUHI AREA PARKIRAN TANDA ACARA AKAN SEGERA BERLANGSUNG. ORANG YANG MELEWATI AREA MALL TERKADANG MENCURI PANDANG, TAK TERKECUALI RATNA DKK YANG KINI BERKUMPUL DI KIOS TRISNA UNTUK BERBELANJA.

Ratna
Ibu-ibu tadi lihat tidak sepertinya mall di sebelah itu sudah mau dibuka loh

Nita
Iya bu Ratna, tadi saya juga lihat yang datang mobilnya bagus-bagus ya

Ika
Ya baguslah bu, namanya juga orang kaya, banyak duit. Beli mobil saja mah gampang.

Nita
Iya juga ya bu (lalu tertawa)

Ratna
Ngomong-ngomong ibu-ibu ada rencana nggak buat jalan-jalan ke mall baru, disana lengkap loh katanya, ngggak cuma baju, supermarketnya juga buesar, mau beli apa saja ada ibu-ibu. lumayan buat cuci mata

Ika
Jalan-jalan saja bu Ratna?

Ratna
Ya berbelanja juga sekalian dong bu, sekali-kali boleh lah ya kita nyobain buah impor juga. Kata anak-anak jaman sekarang mah biar hits gitu (lalu mereka semua tertawa)

(TRISNA YANG MELIHAT PARA IBU ITU MULAI SINIS)

Trisna
Memangnya ada duit bu buat belanja ke mall?

Ratna
Eh jangan menghina ya, ya jelas ada dong

Trisna
Ya kalau ada jangan dibolak-balik aja atuh dagangan saya, dibeli juga

Nita
Namanya juga baru milih bang, yang sabar dong

Ika
Tau nih si abang (sambil memilih-milih buah yang akan dibeli)

Ratna
Ah ngga ada yang bagus, mending ke mall aja yuk ibu-ibu (meninggalkan Trisna keluar dari kios)

Trisna
Bilang saja memang tidak mau beli bu (mendengus, merapikan dagangannya lagi)

Adegan II
TRISNA MENGECEK BUAH YANG ADA DI KIOSNYA. SESEKALI IA MELIHAT BUAH JAMBUNYA YANG SEMAKIN MENGUNING TANDA TELAH HAMPIR BUSUK. DIPANDANGINYA PENJURU PASAR YANG MULAI SEPI. IA MELIHAT ASEP, PENJUAL SAYUR YANG KIOSNYA ADA DI BLOK SEBELAH SEDANG MENUNGGU PEMBELI. TRISNA MENGHAMPIRINYA.

Trisna
Gimana kang, laris? Sudah berhari-hari kang dagangan saya dingin. Sudah setiap pulang kerumah istri minta jatah belanja, anak-anak minta dibelikan mainan. Eh sekarang jualan mulai tidak laku (mendengus pasrah)

Asep
Yah namanya juga nasib kang. Kadang laris, kadang laku, kadang malah rugi berkali lipat (sambil menyingkirkan lalat yang mengerubungi dagangannya dengan kain serbet)

Trisna
Pembeli pergi kemana ya kang, tak lihat dari pagi kok jarang yang berkunjung

Asep
Lagi banyak hajatan mungkin kang, jadi jarang yang ke pasar

Trisna
Dengar dengar seberang jalan ada mall baru ya kang?

Asep
Iya kang katanya. Saya kemarin dengar ibu-ibu mau belannja kesana pas pembukaan

Trisna
Memang kalau di mall yang dijual apa saja kang?

Asep
Banyak kang. Banyak potonan harga juga katanya. Khawatir saya kang


Trisna
Khawatir gimana kang (sambil berjalan semakin mendekati Asep)

Asep
Gini kang. Mall baru dibuka saja sudah mulai sepi seperti ini kang. Jangan-jangan sebentar lagi gulung tikar. Saya bingung kang. Saya tidak mau jadi pengangguran

Trisna
Ya… saya juga kang. Apalagi angsuran motor anak saya sudah nunggak 4 bulan

Asep
(Diam, berdiri, dan kembali memilih sayuran yang sekaligus sebagian sudah mulai masuk)

BABAK II

Adegan I

SUASANA HENING DI PASAR SEKETIKA BERUBAH MENJADI RIUH. BERAWAL DARI OMONG KOSONG MENJADI BARA API UNTUK PARA PEDAGANG. RATNA  BERBELANJA DI PASAR DAN BERUSAHA MENGHASUT ASEP.

Ratna
Pak… wortelnya berapaan ini?

Asep
Dua belas ribu bu. Ibu mau berapa kilo? Biar saya pilihkan

Ratna
Wah, mahal sekali, tau gitu saya tadi belanja di mall aja. Disana lebih segar-segar, dapat diskon pula (Jawab Ratna dengan muka sinisnya)

Asep
Segitu kok mahal si bu. Mahalan juga di mall. Gimana, ibu jadi mau beli tidak?

Ratna
Nggak deh, saya ngak jadi beli saja (melangkahkan kakinya dengan muka sombong dan
sinisnya)

Asep
Dasar cantik-cantik kok pelit

ADEGAN II

SETELAH RATNA MENINGGALKAN KIOS DAN PARA PEMBELI, IA LEBIH MEMILIH KE MALL, PARA PEDAGANG MERASA EMOSI. BANYAK ANGGAPAN-ANGGAPAN MENGENAI MALL MENGHANTUI PIKIRAN MEREKA. TRISNA BERENCANA AKAN MENGAJAK PARA PEDAGANG UNTUK PROTES AGAR MALL DITUTUP. DUA PULUH MENIT SUDAH IA MEMIKIRKAN KATA-KATA YANG AKAN DIUCAPKAN DI DEPAN PARA PEDAGANG LAINNYA. KEMUDIAN IA BERTERIK SEKENCANG-KENCANGNYA

Trisna
Pengumuman… Pengumuman… Hey, para pedagang-pedagang! Mari berkumpul di sini!

Asep
Kawan-kawan pedagang semua, tidak kah kalian merasa tersingkirkan setelah mall itu dibuka? Kita kehilangan langganan, para pembeli kabur satu demi satu. Keuntungan yang kita dapat perhati menurun drastis dan terkadang seharian penuh tidak ada pembeli sama sekali. Bagaimana kalau kita protes saja dengan pengelolanya supaya mall itu ditutup saja? (Omongnya dengan menggebu-ngebu dan semangat yang luar biasa)

Arya
Iya benar itu, benar… AYOOOOO… AYOOO… (dengan nada yang keras campur emosi) AYOOO… AYOOO… AYOOO…

Asep
Mari kita semua membawa balokan kayu biar para pengelola mall ketakutan

Arya
Iya benar itu, benar, biar mereka semua tau rasa dan ngak ngerebut lagangan kita. Mari kita tutup-tutup kios kita dan langsung ke depan mall

SETELAH PARA PEDAGANG MEMBERESI DAN MENUTUP KIOSNYA MEREKA BERHAMBURAN MENUJU KE DEPAN MALL DENGAN MEMBAWA PROPERTY UNTUK MENAKUT-NAKUTI PENGELOLANYA. SUASANA SEMAKIN RIUH, JALAN RAYA MENJADI MACET. SUARA KLAKSON MOTOR DAN MOBIL BERSAUT-SAHUTAN.
TINN.. TIIIIIINNN..
TINNN… TINNN…
TINNNNNNNNN…
TINNNNNNNNN… TIN…

Pengendara
Woy awas woy, jangan berhenti di situ! Bikin macet! (dengan nada emosi)

PARA PEDAGANG TERUS BERSORAK-SORAK DI DEPAN MALL MEMPROTES PIHAK MALL YANG DIANGGAP MEMBUAT PARA PEDAGANG MERUGI. PARA PEDAGANG YANG PROTES DIHADANG OLEH SECURITY YANG BERJAGA DISANA TETAPI PARA SECURITY TIDAK MAMPU MENAHAN BANYAKNYA PEDAGANG YANG TERLANJUR EMOSI. PIHAK PENGELOLA MALL ENGGAN KELUAR MEADENI PROTES PEDAGANG YANG DIANGGAP MEMBUANG WAKTU SAJA.


Trisna
Bapak ibu, gara-gara mall ini kita akan gulung tikar. Mau dikasih makan apa anak istri kita kalau kaya gini keadaannya.

Para Pedagang
Betul,,,, betul,,,,

Trisna
Pihak pengelola mall, kami minta kebijakan dari anda. Ayo keluar… keluar pihak pengelola mall

PARA PEDAGANG BERSORAK BERSAMA MEMINTA PENGELOLA MALL UNTUK KELUAR DAN MERESPON PROTES MEREKA. SETELAH SEKIAN LAMA, PIHAK PENGELOLA MALL  PUN TIDAK KUNJUNG KELUAR. AKIRNYA PARA PEDAGANG SEMAKIN MARAH DAN EMOSI.

Asep
Ayo kita cari sesuatu untuk dibakar…

Arya
Benar…. ayo kita bakar ,, ayo kita bakar

Trisna
 Tenang bapak ibu,,, tenang,,, kita tunggu pihak pengelola mall keluar

Asep
Kami sudah tidak sabar lagi menunggu … ayo kita bakar ,, ayo bakar..

SUASANA PUN MENJADI TIDAK KONDUSIF DAN SEMAKIN TIDAK TERKONTROL, ADA PEDAGANG YANG MEMBAKAR BAN BEKAS, ADA PEDAGANG YANG MEMBAKAR SAMPAH-SAMPAH DAN ADA PEDAGANG YANG MERUSAK SARANA & PRASARANA MALL. AKHIRNYA PIHAK PENGELOLA MALL PUN KELUAR MENEMUI PARA PEDAGANG YANG MARAH.

Pak Bayu
Tenang… tenang… tenang… (dibantu security)

Asep
Kami memprotes mall harus ditutup

(pedagang yang lain: benar… benar…)

Trisna
Gara-gara mall ini, kami hampir gulung tikar. Para pembeli sudah beralih ke mall ini dan jarang membeli ke pasar, mau dikasih makan apa anak istri kami, Pak.

Arya
kami ingin kebijakan dari pihak mall agar kami tidak kehilangan mata pencaharian kami.

Pak Bayu
Baik.. baik.. bagaimana kalau kita bernegosiasi saja

Trisna
Negosiasi bagaimana maksud bapak??

Pak Bayu
Saya mohon ada satu perwakilan yang bersedia ikut dengan saya berdiskusi mengenai hal ini

PARA PEDAGANG AKHIRNYA MEMINTA TRISNA UNTUK MEWAKILI MEREKA


Adegan III
TRISNA IKUT DENGAN PAK BAYU KEDALAM SEBUAH RUANGAN. RUANGAN TERSEBUT TERTATA DENGAN RAPINYA. ADA SEBUAH MEJA DIRUANGAN ITU, BESERTA SOFA BAGI TAMU YANG BERKUNJUNG.

Pak Bayu
Silakan duduk pak Trisna

Trisna
Tidak usah pak, saya disini hanya meminta kejelasan mengenai nasib kami, saya teh tidak mau berlama-lama. Teman-teman saya suddah menunggu pak dibawah. Segera saja

Pak Bayu
Begini pak Trisna. Mengenai tuntutan saudara dari pihak kami tentu tidak dapat melaksanakannya. Coba bapak pikirkan mengenai nasib dari karyawan kami. Kami tidak bisa begitu saja berhenti beroperasi.

Trisna
Tapi semenjak pembukaan mall ini pembeli menjadi semakin sepi pak, uang hasil penjualan tidak sebanding dengan yang kami gunakan untuk membeli bahan makanan pokok ditambah sisa uang sebagai modal

Pak Bayu
Hal itu sebenarnya bukan urusan kami. Dalam dunia bisnis memang begitu konsekuensinya. Kalau mall kami memang menjadi penyebab dari kemerosotan daya beli masyarakat itu bukan salah kami

TRISNA MEMILIH DIAM. SEORANG PEREMPUAN MASUK MEMBAWA SEGELAS AIR PUTIH. AIR ITU LANGSUNG SAJA DIMINUM OLEHNYA KARNA DAHAGA YANG TENGAH IA RASAKAN DIBAWAH TEKANAN DARI ORANG DIDEPANNYA

Pak Bayu
Bukankah yang saya katakan benar?

TRISNA MASIH SAJA DIAM

Pak Bayu
Sebenarnya dari pengelola mall kami sudah berdiskusi mengenai hal ini. Dan kami juga sudah melakukan survey kedalam pasar. Kami ingin menawarkan sebuah kerjasama pak. Bagaimana kalau pasar tradisional itu kami perbaiki sarana dan prasarananya. Dengan kata lain pasar tradisional tempat kalian berdagang kami pugar agar pasar terlihat rapi dan bersih.

Trisna
Kalau pasar dipugar, kita semua akan berdagang dimana??

Pak Bayu
Bagaimana kalau pihak kami membuatkan pasar sementara untuk kalian, agar kalian semua tetap bisa berdagang. Bagaimana pak?

TRISNA MULAI MERENUNG. ]KATA-KATA DARI PAK BAYU MASIH SAJA MENYESAKKAN HATINYA. BAGAIMANA BAIKNYA BAGI KELANGSUNAN HIDUP MEREKA, TRISNA SUDAH TIDAK BISA BERIKIR LAGI, YANG TERLINAS DIFIKIRANNYA HANYALAH BAGAIMANA CARA  AGAR DIA TETAP BISA TERUS MELANJUKAN USAHANYA.

Trisna
Baik .. Saya setuju dengan negosiasi yang bapak tawarkan

Pak Bayu
Baiklah pak. Dari pihak pengelola kami telah memutuskan beberapa hal yang ada dalam surat perjanjian ini. Mohon ditanda tangani pada bagian bawah

TRISNA LEKAS MENANDATANANI SAJA APA YANG ADA PADA LEMBAR TERSEBUT. YANG DAPA IA PAHAMI ADALAH ADANYA PEREMAJAAN PASAR YANG AKAN MEMBUAT TEMPAT BERDANGNYA MENJADI LEBIH BAIK.

TRISNA KEMBALI DENGAN MEMBAWA SEBUAH SURAT KESEPAKATAN,  PARA PEDAGANG YANG TELAH MENUNGUNYA LANTAS MENGERUBUNGINYA.

Asep
Bagaimana kang? Eh ini apa? (Sambil membaca selembar kertas bertuliskan “Akan dilakukan peremajaan pasar yang dibantu oleh PT Biru Langit. Pedagang akan ditempakan pada lahan sementara yan telah disediakan oleh PT. Biru Langit”)

Arya
Itu teh serius kang pasar kita mau dibagusin? Alhamdulillah…

SEMUA PEDAGANG MENYAMBUT DENGAN BAHAGIANYA. SEMENTARA DI RUANGAN YANG RAPI ITU TERLIHAT SOSOK PAK BAYU YANG TENGAH BERBINCANG DENGAN SESEORAN DIUJUNG TELEFON. CAHAYA DARI JENDELA MENYIRAKAN SEGARIS SENYUM DARI BIBIR TIPISNYA.

Pak Bayu
Seperti yang kita inginkan pak…
BABAK 3
Adegan 1
PEMUGARAN DILAKUKAN, MULAI DARI PENGGANTIAN BARANG YANG SUDAH TAK LAYAK PAKAI HINGGA PENAMBAHAN SARANA DAN PRASARANA. DILAKUKAN SELAMA 6 BULAN, AKHIRNYA PEREMAJAAN PASAR TERSEBUT TELAH SELESAI DILAKUKAN. KINI AKTIVITAS DI PASAR TELAH BERJALAN KEMBALI DENGAN NORMAL. BANYAK PUJIAN MENGENAI PERUBAHAN DALAM PASAR.  NAMUN ADA SATU HAL YANG MENJADI KENDALA, UANG SEWA.

TRISNA DUDUK-DUDUK MELIHAT ORANG YANG BERLALU LALANG DIDEPANNYA. SAMBIL MENGIPASI MUKANYA DENGAN POTONGAN KARDUS BEKAS DIBUKANYA KANCING BAJUNYA SEBAGIAN, CUACA HARI ITU MEMANG TENGAH TERIK-TERIKNYA. ASEP MENGHAMPIRINYA

Asep
Kok melamun kang?

Trisna
Eh iya, ini nih, lagi lihat-lihat yang beli

Asep
Makin rame ya kang alhamdulilah.

Trisna
Iya sep, syukur alhamddulillah. moga aja rame begini terus yah.

Asep
Iya kang. Eh eh kang, saya teh penasaran dari tadi, itu yang dipojok apa ya kang? Kok kelip kelip dari tadi saya liat.

Trisna
Itu teh CCTV sep. Barang sakti itu. Musti pake huruf gede ya nulisnya, kalo ga gede ilang ntar saktinya

Asep
(menggaruk kepala) Katanya sakti, kok bisa ilang kang?


Trisna
Ya pokoknya mah gitu. Saya dibilangin sama kang Supri. Katanya teh kita gaboleh macem-macem. Kalo macem-macem mesti ntar ngadu dia ke kang Supri. Kita dimarahin nanti

Asep
Ngadunya gimana kang? Dari tadi dia diem aja kelip kelip

Trisna
Nah makanya. Diem aja bisa ngadu dia Sep

Asep
Hiii kok saya jadi ngeri ya bang

Trisna
Makanya kalo lewat situ musti yang sopan sep, biar dia lapor ke kang Suprinya yang baik baik

Asep
Wah kita ngobrol ini jangan-jangan ntar dilaporin sama kang Supri, dikira kita gosipin dia ntar kang. Yaudah tak ke kios lagi.

Trisna
Iya iya. Jangan lupa yang hormat.

Asep
Iya kang iya (Asep berjalan melewati CCTV)

Asep
Nuhun yak CCTV nulisnya pakai huruf gede, saya teh ngga ngomong aneh aneh kok
(Berjalan lagi menuju kiosnya)
(Trisna cekikikan melihat Asep)

Adegan II
ENAM BULAN SUDAH PASAR BEROPERASI KEMBALI. PASAR SEMAKIN RAMAI. SAMSUDIN, SALAH SEORANG PENGELOLA PASAR SAAT ITU TENGAH BERKELILING UNTUK MENARIK UANG SEWA. TIBALAH IA DI KIOS TRISNA.

Samsudin
Tris oi, Tris, malah tidur saja. Bayar uang sewanya minggu ini ya dirumah saya saja.

Trisna
Oh iya pak. Maaf, saya abis angkat-angkat tadi terus ketiduran.

Samsudin
Ketiduran kok di kios Tris Tris. Ketimunmu dimaling sama ayam nanti

Trisna
Ya gapapa pak, saya ikhlasin saja. Saya kan ngga jualan ketimun pak, palingan ya punya tetangga yang dimaling (tertawa lirih)

Samsudin
Bercanda terus kamu Tris Tris. Yasudah saya pergi dulu. Oh iya. Sewanya jadi 690 Ribu ya.

Trisna
Lah kok naik lagi pak? Kan bulan lalu ngga segitu

Samsudin
Ini merata Tris. Ngga cuma ke kamu naiknya. Memang segitu hitungannya.

Trisna
Ya tidak bisa begitu pak. Bisa rugi saya


Samsudin
Loh kan perhitungannya sudah jelas dulu Tris. Biaya sewa juga dibagi untuk pihak mall. Kan mereka ikut membantu renovasi dulu. Wajar kan kalo mahal, fasilitas juga bagus sekarang. Bukannya kamu dulu yang setuju mewakili para pedagang Tris? Ya mau tidak mau harus nurut. Sudah. Saya masih banyak acara. Kalau memang mau lanjut sewa datang saja. Kalau tidak ya tak geser ke lainnya (Samsudin meninggalkan Trisna yang melongo dan memaki-maki)
BABAK 4
Adegan 1
TRISNA DENGAN MUKA MARAH MENGHAMPIRI ASEP YANG SEDANG MENDENGARKAN RADIO DI KIOSNYA. SEKETIKA TRISNA MENGGEDOR PINTU KIOS DENGAN TANGAN KANANNYA. ASEP KAGET.

Asep
Kenapa atuh Kang siang-siang wajahnya kesamber petir gitu?

Trisna
Tidak bisa dibiarkan ini Sep. mereka yang duduk di kursi-kursi tinggi mengapa tidak capek menindas orang-orang kecil seperti kita? (dengan suara tinggi dan marah-marah)

Asep
Tenang atuh Kang. Permasahanannya apa Kang? Mereka siapa yang Kang Trisna maksud?

Trisna
Siapa lagi kalau bukan Bayu itu Sep. Kita cuma dibohongi. Sewa kios kita bukannya turun sekarang malah jadi naik Sep. Janji palsu. Tikus Got. Muka pantat.

Asep
Sabar Kang. Baru kali ini saya lihat Kang Trisna semurka ini
  
Trisna
Gimana bisa sabar Sep, mereka mungkin dapat keuntungan sampai bermilyar-milyar Sep semenjak kita menanggung rugi  yang sebegini mirisnya.

Asep
Mari kita adukan ke polisi saja Kang?

Trisna
Mana mungkin ada yang percaya sama kita Sep. Bank saja sudah tidak percaya kita lagi karena bunga bank  yang tidak lunas-lunas.

Asep
Lalu  Kang?

Trisna
Saya mau pulang aja Sep. Tenggelam di sungai.

Asep
Dih Akang ini  teh kalau ngomong suka bercanda (sambil melihat Trisna yang berjalan menjauhi kiosnya)

Adegan 2
SAMSUDIN BERJALAN MENUJU KIOS ASEP. ASEP MEMASANG WAJAH BERINGAS.

Asep
Mau nagih uang sewa sama penjual yang seminggu ini tidak laku sama sekali kang?

Samsudin
Mau laku atau tidak laku ya harus tetap bayar Kang (sambil membuka buku catatan sewa berwarna hijau)

Asep
Saya tidak punya uang kang buat bayar, bawa saja semua dagangan saya kalau mau

Samsudin
Kamu kira istri  saya mau makan buah-buahan busuk seperti ini (dengan suara picik)

Asep
Bisa diulangi Kang tadi bilang apa (dengan suara meninggi)

Samsudin
Kamu  sudah tidak punya uang ditambah lagi tidak punya telinga

Asep
Baru jadi tukang tagih hutang saja sudah kikir kang (berusaha menahan emosinya, mengibas-ibas lalat yang mengerubungi dagangannya dengan serbet)

Samsudin
Jadi bisa bayar tidak?
Asep
Tidak (suara meninggi, mata melotot ke arah Samsudin)

Samsudin
Kok istri kamu dulu lebih memilih kamu ya dari pada saya (suara merendahkan, memasukkan buku catatannya ke dalam tas, mata melotot, kemudian membalikkan badan berjalan meninggalkan kios Asep)


AMARAH ASEP SEMAKIN MENNINGGI SETELAH MENDENGAR PERNYATAAN TERAKHIR DARI SAMSUDIN. TIBA-TIBA, PISAU MELAYANG TEPAT DI PUNGGUNG SAMSUDIN. MEMBUATNYA PINGSAN DAN DIKERUMUNI BANYAK ORANG.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar